Selasa, 13 September 2011

Social Engineering, Sebuah Teknik Menyerang
Sistem Keamanan Komputer


               Social Engineering dipopulerkan oleh seorang hacker terkenal bernama Kevin Mitnick pada era tahun 1990-an. Social engineering merupakan sebuah teknik mendapatkan informasi penting dari korban dengan cara memperdaya korban dengan memanfaatkan kelemahan interaksi social korban. Menurut Benz, social engineering adalah seni dan ilmu bagaimana mendapatkan orang untuk memenuhi apa yang kita inginkan. Menurut Palumbo, social engineering adalah sebuah trik psikologi yang digunakan oleh hacker dari luar pada pengguna sah dari sebuah sistem komputer untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar mendapatkan akses ke sistem komputer.
               Pada dasarnya, tujuan dari social engineering sama dengan hacking pada umumnya mendapatkan aksses yang tidak di otorisasi ke dalam sistem atau informasi untuk melakukan tindakan ilegal, penyerangan jaringan, mata mata industri, pencurian identitas, atau menyerang sistem atau jaringan komputer. Umumnya, perusahaan yang menjadi target adalah persuahaan persahaan besar seperti perusahaan telekomunikasi, militer, lembaga pemerintah, lembaga financial, rumah sakit, dan sebagainya.
               Menurut Sarah Granger, serangan melalui social engineering mempunyai dua level: secara fisik dan secara psikologi. Serangan secara fisik dilakukan dengan berbagai macam, seperti dating langsung ke tempat kerja, menggunakan telepon, sampah-sampah, dan bahkan secara online. Pelaku dapat saja berpura-pura sebagai pegawai maintenance gedung, konsultan, dan bahkan pegawai perusahaan itu sendiri yang mempunyai akses kedalam organisasi. Pelaku kemudian mencari password, memasang perangkat penyadap di jaringan, dan sebagainya, dan kemudian menyerang sistem atau jaringan dari luar. Cara lain adalah dengan cara memperhatikan pekerja yang sedang memasukkan password kemudian mencuri password tersebut.
               Menurut Joan Goodchild, ada berbagai trik yang digunakan oleh penyerang dengan memanfaatkankelemahan social korban. Beberapa diantaranya adalah berikut ini.

1.      Sepuluh derajat pemisah
        Salah satu cara untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan social engineering adalah dengan munggunakan telepon. Namun sebelum mendapatkan informasi penting dari korban, pelaku akan terlebih dahulu mendapatkan informasi sepotong demi sepotong sampai akhinya sampai ke korban. Informasi tersebut diperoleh satu per satu dari orang-orang disekitar korban. Pelaku bisa saja bertanya terlebih dahulu kepada petugas keamanan, petugas kebersihan, supir, bawahan, rekan kerja, dan seterusnya hingga sampai pada korban. Menurut Sal Lifrieri, seorang pensiunan New York City Police Depatement, kemungkinan ada sepuluh tahap yang dilakukan oleh pelaku sebelum akhirnya sampai ke korban. Korban mungkin saja orang kesepuluh yang didekati oleh pelaku.

2.      Mempelajari bahasa perusahaan target
 Setiap organisasi memiliki budaya dan bahasa sendiri dalam
berkomunikasi dan memiliki istilah-istilah atau singkatan singkatan yang digunakan ketika berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Misalnya, perusahaan kimia akan terbiasa berbicara dalam istilah-istilah obat-obatan, dan sebagainya. Karena itu sebelum melakukan penyerangan, pelaku akan mempelajari terlebih dahulu bahasa organisasi. Sehingga pada saat melakukan penyerangan, korban akan mudah percaya karena pelaku berbicara dalam bahasa organisasi yang dikenal akrab oleh korban.

3.       Meminjam musik “nada tunggu” perusahaan        
 Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan musik
“nada tunggu telepon” yang digunakan organisasi. Sebelum melakukan aksinya, pelaku terlebih dahulu menelpon organisasi, tujuannya agar mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan music “nada tunggu” perusahaan. Pelaku kemudian merekam music “nada tunggu” tersebut dan digunakan untuk mengelabui karyawan lain
Berikutnya, pelaku akan menelpon karyawan yang
menjadi target. Ketika sedang menelpon, pelaku berpura-pura ada telepon yang masuk ke linenya dan target disuruh menunggu. Pada saat menunggu tersebut, pelaku memutar music “nada tunggu” yang sudah direkamnya. Hal ini akan membuat target merasa pelaku menelpon dari internal perusahaan dan merupakan peawai perusahaan. Sehingga, ketika diminta informasi penting yang rahasia, target akan memberikan tanpa curiga.

4.      Menyamarkan nomor telepon
Teknik ini dilakukan dengan cara menyamarkan nomor
telepon yang digunakan untuk menelpon korban. Korban akan melihat nomor telepon itu adalah nomor telepon dari dalam perusahaan atau perusahaan yan dikenal, tetapi sebenarnya telepon berasal dari pelaku. Teknik ini dapat mengecoh korban karena korban akan mengira bahwa telepon berasal dari orang yang terpercaya. Bila korban menelpon balik ke nomor tersebut, maka telepon akan disambungkan ke nomor yang benar. Karenanya, korban akan mudah percaya dan memberikan informasi-informasi yang rahasia.

5.      Menggunakan isu berita
Berita-berita yang ada di surat kabar atau TV digunakan
pelaku untuk memperdaya korban. Sebagai contoh, jika berita utama “adanya bank yang terkena likuidasi”, maka pelaku akan menelpon atau mengirimkan email ke karyawan bank yang bersangkutan untuk memberikan informasi-informasi penting yang rahasia.

6.      Memanfaatkan kepercayaan pada website jejaring sosial
Saat ini ada banyak website jejaring sosial yang mempunyai
Banyak pengguna seperti Facebook, Myspace, Twitter dan lain-lain. Para pengguna percaya kepada website tersebut. Kepercayaan itu dimanfaatkan pelaku dengan cara mengirimkan email palsu kepada pengguna jejaring sosial tersebutyang isinya bahwa website tersebut dalam perbaikan dan mohon memperbaiki akun dengan mengeklik link yang disertakan. Ketika mengeklik link tersebut, korban akan dibawa ke website palsu. Jika tidak sadar, Korban akan memberikan informasi penting yang rahasia di website palsu tersebut.

7.      Memanfaatkan kesalahan ketik
Ketika berselancar di internet,seringkali orang salah ketik
alamat URL dan tidak terlalu teliti memperhatikannya. Pelaku kemudian menyiapkan website palsu dengan alamat URL yang mirip dengan alamat website aslinya. Akibatnya, ketika ada pengunjung yang salah ketik dan masuk ke website palsu tersebut, secara tidak sadar akan memberikan informasinya yang penting.

8.      Menyebarkan berita bohong untuk mempengaruhi harga saham
Teknik ini dilakukan dengan cara menyebarkan berita bohong yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Sebagai contoh, informasi tentang kesehatan Bill Gates akan dapat membuat harga saham Microsoft turun. Pelaku akan membeli sejumlah saham dari perusahaan tertentu, kemudian mengirimkan email yang berisi isu yang dapat membuat harga saham perusahaan tersebut akan naik, misalnya isu bahwa perusahaan tersebut akan dibeli oleh perusahaan yang lebih besar. Ketika orang banyak termakan isu tersebut, maka orang akan memburu saham perusahaan bersangkutan dan harga sahamnya akan naik secara drastis. Pada saat harga saham naik, maka pelaku akan melepas sahamnya.


 MUHAMMAD ERLANGGA P.H.
8E
25